Cara berpikir
Sejarah
Sejarah
berasal dari serapan bahasa arab yaitu kata Syajaratun
yang berarti pohon. Pengertian sejarah secara umum diartikan kisah atau cerita
yang mengupas kehidupan manusia dimasa lampau. Menurut Kuntowijoyo, dalam
mempelajari sejarah tidak terlepas dari cara berpikir Diakronis dan Sinkronis,
yang masing-masing saling melengkapai
1.
Diakronik
Sejarah
mengajarkan kepada kita cara berpikir Diakronis/kronologis, artinya berpikirlah
secara runtut, teratur, dan berkesinambungan. Tanpa berpikir secara runtut dan
berkesinambungan dalam mengidentifikasi suatu permasalahan, kita akan
dihadapkan pada pemecahan masalah atau pemberian solusi yang tidak tepat.Dalam
menceritakan kembali masa lalu, sejarawan menggunakan cara berpikir diakronis
dan sinkronis. Pada umumnya sejarah hanya menggunakan cara berpikir diakronis,
sedangkan untuk cara berpikir sinkronis banyak diterapkan pada ilmu-ilmu sosial
lainnya seperti ilmu politik, sosiologi, antropologi, ekonomi dan lain
sebagainya. Namun juga tidak jarang sejarah juga menggunakan cara berpikir sinkronis
dengan menggunakan berbagai ilmu bantu sejarah.
Demikian
karena menurut Galtung, sejarah merupakan ilmu diakronis. Diakronis berasal
dari bahasa latin yaitu kata diachronich yang artinya melalui atau melampaui;
dan kata chronicus yang artinya waktu. Dengan demikian diakronis dapat
diartikan memanjang dalam waktu tetapi tetap terbatas dalam ruang. Sejarah
adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa dari waktu ke waktu. Sehingga
sejarah terdapat istilah periodisasi dan kronologi yang berhubungan dengan
waktu. Pola pikir diakronis berarti peristiwa sejarah terdapat pada satu tempat
dalam kurun waktu tertentu.
Sejarah
itu diakronis maksudnya memanjang dalam waktu sedangkan ilmu sosial itu
sinkronis (menekankan struktur) artinya
ilmu sosial meluas dalam ruang. Melalui pendekatan diakronis sejarah
mementingkan proses, sejarah akan membicarakan satu peristiwa tertentu dengan
tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B, misalnya perkembangan Sarekat
Islam di Solo pada tahun 1911-1920; terjadinya Perang Dipenogoro antara tahun
1925-1930; dan Revolusi Fisik di Indonesia pada tahun 1945-1949.
Ciri-ciri
dari konsep diakronik :
1.
Mengkaji dengan berlalunya masa
2.
Menitik beratkan pengkajian peristiwa pada
sejarahnya
3.
Bersifat historis atau komparatif
4.
Bersifat vertikal
5.
Terdapat konsep perbandingan
6.
Cakupan kajian lebih luas
2.
Sinkronik
Cara
berpikir sinkronik akan mengajarkan kepada kita untuk lebih teliti dalam
mengamati gejala atau fenomena tertentu, terhadap peristiwa atau kejadian pada
waktu tertentu. Konsep berpikir sinkronik banyak diterapkan pada ilmu-ilmu
social lainnya, terutama jika ingin mengetahui secara lebih mendalam tentang
sesuatu hal yang tengah menjadi focus perhatian kita.
Sinkronis
berarti meluas dalam ruang tetapi terbatas dalam waktu. Sedangkan melalui
pendekatan sinkronis, sejarah menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu,
titik tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang
perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya
menganalisis suatu kondisi seperti itu. Misalnya : Penggambaran ekonomi di
Indonesia pada tahun 1998, disini penggambaran sejarah hanya menganalisis
struktur dan fungsi ekonomi pada keadaan di tahun 1998 saja.
Ilmu
sosial itu sinkrinis (menekankan struktur), artinya ilmu sosial meluas dalam
ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu pada saat tertentu, titik pada
tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang
perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya
menganalisis suatu kondisi seperti itu.
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, sinkronis diartikan sebagai segala sesuatu yang
bersangkutan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu kajian sejarah secara
sinkronis, artinya mempelajari peristiwa sejarah dengan segala aspeknya pada
masa atau waktu tertentu dengan lebih mendalam. Lengkapnya dapat dijelaskan
bahwa konsep sinkronis dalam sejarah adalah bagaimana mempelajari atau
mengkaji, pola-pola, gejala-gejala dan karakter dari sebuah peristiwa sejarah
pada masa tertentu. Konsep sinkronis ini menggunakan konsep 5 W + 1 H dalam
peristiwa tertentu. Konsep 5 W + 1 H terdiri dari what, when, where, who, why
dan how. Konsep 5 W +1 H itulah yang harus benar-benar dijawab dalam konsep
berpikir sinkronik.
Ciri-ciri dari konsep berpikir sinkronik
antara lain :
1. Mengkaji pada masa tertentu
2. Menitik
beratkan pengkajian pada
strukturnya(karakternya)
3. Bersifat
horizontal
4. Tidak
ada konsep perbandingan
5. Cakupan
kajian lebih sempit
6. Memiliki
sistematis yang tinggi
7. Bersifat
lebih serius dan sulit
Contoh
:
1)
Pembangunan pada masa Orde Baru, 1966-1998
2)
Suasana Proklamasi Kemerdekaan Indonesia,
1945
3)
Peristiwa pemberontakan G 30 SPKI, 1965
4)
Kondisi ekonomi dalam peristiwa Mei 1998
Kedua
ilmu ini saling berhubungan (ilmu sejarah dan ilmu – ilmu sosial). Kita ingin
mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial
lain yang sinkronis, artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan
sebaliknya, ilmu sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan
sinkronis. Sebagai contoh, kondisi pereekonomian Indonesia pada era orde baru
tahun 1966 sampai dengan 1998 yang ditulis oleh seorang ahli ilmu ekonomi.
Sejarah
mempunyai kegunaan untuk ilmu ilmu sosil yakni (1) sejarah sebagai kritik
terhadap generalisasi ilmu-ilmu sosial, (2) permasalahan sejarah dapat menjadi
permasalahan ilmu-ilmu sosial, (3) pendekatan sejarah yang bersifat diakronis
menambah dimensi baru pada ilmu-ilmu sosial. Sedangkan penggunaan ilmu-lmu
sosial dalam sejarah karena akan mempertajam insight sejarawan.
Selain
melatih kita untuk dapat berpikir kronologi dan sinkronik, sejarah juga
mengajarkan kepada kita cara berpikir holistic. Holistic mempunyai pengertian
menyeluruh, artinya dalam mengamati atau mempelajari suatu peristiwa kita
hendaknya menggunakan cara pandang dengan mempertimbangkan berbagai aspek.
Sebagai contoh, kita ingin mempelajari mengapa perang dapat terjadi? Dengan
cara berpikir holistic kita akan memulai mempelajari sebab-sebab, tokoh yang
terlibat, dimana kejadiannya, kapan terjadinya, factor pemicu, usah-usaha yang
telah dilakuakn untuk mencegah terjadunya perang, korban, dan akibat dari
perang tersebut.
3.
Ruang
dan Waktu
Sejarah
mengenal adanya dimesi spasial dan dimensi temporal. Spasial atau ruang
merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa sejarah. Sedangkan temporal atau
waktu ini berhubungan dengan kapan peristiwa tersebut terjadi. Sedangkan
manusia adalah subjek dan objek sejarah. Manusia sebagai pelaku dan penulis
sejarah itu sendiri. Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu.
Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa – peristiwa sejarah dalam
perjalanan waktu. Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak
dapat terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut. Jika waktu
menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang
menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.
Masa
lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa
lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup. Masa
lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa
lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja,
sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat
dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sejarah dapat digunakan sebagai
modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan
datang.
Konsep
ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku
sejarah. Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan
waktu kejadian. Manusia selama hidupnya tidak bisa dilepaskan dari unsur tempat
dan waktu karena perjalanan manusia sama dengan perjalanan waktu itu sendiri
pada suatu tempat dimana manusia hidup (beraktivitas).
1.
Sejarah lokal : Sejarah lokal
adalah proses perkembangan keaktifan kemanusiaan didaerah atau lokalitas
tertentu atau lingkungan sekitar.
2.
Sejarah nasional : Sejarah nasional adalah sebagai unit sejarah yang mengkaji
negara nasional sebagai suatu unit kajian yang merupakan satu kesatuan nyata
dan lazim dipelajari sendiri.
3.
Sejarah dunia : Sejarah dunia adalah
pengkajian dari bangsa-bangsa atau negara-negara didunia.
Dari
beberapa uraian di atas dibuat kesimpulan sederhana bahwa sejarah adalah suatu
ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau kejadian yang telah
terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan manusia,
peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
Peristiwa
yang abadi
• Peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan
tetap dikenang sepanjang masa.
Peristiwa
yang unik
•
Peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah terulang
persis sama untuk kedua kalinya.
Peristiwa
yang penting
• Peristiwa sejarah mempunyai arti dalam
menentukan kehidupan orang banyak.
Ruang
adalah konsep yang paling melekat dengan waktu. Ruang merupakan tempat
terjadinya berbagai peristiwa - peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu.
Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan
dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut. Jika waktu menitik beratkan
pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang menitikberatkan pada
aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.
Masa
lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa
lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup. Masa
lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa
lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja,
sebab sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat
dijadikan gambaran bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sejarah dapat digunakan sebagai
modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk perencanaan masa yang akan
datang.
Konsep
waktu mencakup 4 hal penting, yaitu :
Perkembangan :Suatu keadaan masyarakat dalam suatu periode tertentu dalam
sejarah perkembangan dan disebabkan oleh kondisi yang terjadi sebelumnya.
Kesinambungan :Suatu kondisi terkadang tidak melahirkan kondisi baru,
melainkan tetap di warisakan karena dianggap baik oleh suatu masyarakat.
Pengulangan :Fenomena
yang pernah terjadi sebelumnya terulang kembali pada sesudahnya dan masa
sekarang.
Perubahan :Masyarakat
tang membentuk pratik yang baru dan beda sama sekali dengan praktik sebelumnya.
Perubahan berdasarkan Sifatnya dibedakan menjadi 2 yaitu, perubahan yang
direncanakan dan perubahan yang tidak direncanakan.
Komentar
Posting Komentar