Penelitian dan Penulisan Sejarah
A.Langkah-langkah dalam penelitian sejarah
Penelitian sejarah adalah peristiwa-peristiwa penting
yang terjadi dimasa lalu. Cara yang dilakukan dalam penelitian sejarah disebut
metode sejarah. Menurut Gilbrt J. Gerakhan bahwa metode penelitian sejarah
adalah seperangkat aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan
sumber-sumber sejarah secara efektif .
1.
Pemilihan topik
Topik
adalah suatu masalah yang menarik untuk diteliti, topik yang dipilih harus
bernilai. Dalam memilih topik penelitian, ada beberapa kesalahan yang harus
dihindari oleh peneliti.
a) Kesalahan baconian, yang berpendapat bahwa tanpa
teori, konsep, ide, paradigma, praduga, hipotesis, atau generalisasi yang lain
penelitian tetap dapat dilakukan
b) Kesalahan terlalu banyak pertanyaan; dalam melakukan
penelitian bahwa pertanyaan yang terlalu banyak membuat fokus pertanyaan akan
hilang.
c) Kesalahan pertanyaan yang bersifat dikotomi;
pertanyaan dikotomi adalah pandangan sejarah yang hitam putih seolah-olah
sejarah hanya memiliki dua kemungkinan
2.
Heuristik
Heuristik adalah kegiatan untuk mencari, mengumpulkan,
dan menghimpun jejak-jejak masa lalu dengan mengumpulkan sumber-sumber sejarah
diharapkan akan diperoleh data dan fakta bagi penulisan sejarah.
Kesalahan-kesalahan yang harus dihindari dalam
mengumpulkan sumber sejarah adalah sebagai berikut: (a) kesalahan holisme,
yaitu kesalahan yang terjadi akibat sejarawan memilih satu bagian yang penting
dan menganggap pemilihan bagian tersebut dapat mewakili keseluruhannya; (b)
kesalahan pragmatis, yaitu kesalahan yang terjadi karena sumber dipilih untuk
tujuan tertentu; (c) kesalahan Od Hominem yaitu kesalahan yang muncul karena
dalam pengumpulan sumber sejarah peneliti memilih orang, otoritas, profesi,
pangkat, atau jabatan tertentu. Untuk menghindarinya maka perlu dilakukan
pengumpulan data dari tiga sumber : yaitu pihak yang terkait dengan peristiwa,
pihak yang saling bertentangan, dan saksi mata yang tidak terlibat sama sekali.
3.
Vertifikasi (Kritik/Saran)
Vertifikasi adalah suatu kegiatan dalam penelitian
sejarah yang dilakukan dengan cara pengujian dan peniliaan terhadap
sumber-sumber sejarah. Langkah pertama dalam penilaiaan intrinsik adalah
menentukan sifat sumber itu, apakah resmi atau tidak. Langkah kedua dalam
penilaian intrinsik adalah mengenai sumber itu sendiri.
a. Kritik Ekstern
Kritik ekstern bertugas menjawab tiga
pertanyaan mengenai sesuatu sumber: Apakah sumber itu memang sumber yang kita
kehendaki? Apakah sumber itu asli atau turunan? Apakah sumber itu utuh atau
telah diubah-ubah? Pertanyaan-pertanyaan mempersoalkan otentik tidaknya atau
sejati tidaknya sesuatu sumber. Jika diungkapkan secara negatif pertanyaan akan
berbunyi apakah sumber itu palsu?
Pertanyaan kedua mengenai asli
tidaknya sesuatu sumber, harus dijawab dengan analisis sumber. Analisis sumber
mencoba mengetahui apakah sesuatu sumber itu asli ataukah turunan. Sumber asli
sudah barang tentu lebih tinggi mutunya daripada sumber turunan atau salinan.
Proses ini terutama sekali penting bagi dokumen-dokumen dari zaman dahulu
karena pada waktu itu satu-satunya cara memperbanyak adalah dengan jalan
menyalinnya. Dalam menyalin itu tentu ada kemungkinan timbulnya perubahan di
dalam isi dokumen. Dokumen-dokumen dari zaman modern yang diperbanyak dengan
mesin stensil atau dengan kertas-karbon, dan foto kopi sudah tentu lebih dapat
dipercaya daripada sumber yang diturunkan dengan tulisan tangan.
b. Kritik Intern
Kritik intern adalah kritik terhadap
isi dari suatu peninggalan sejarah seperti isi prasasti, kitab kuno, dokumen
dan sebagainya. Kritik Intern ini mulai bekerja setelah kritik ekstern selesai
menentukan, bahwa dokumen yang kita hadapi memang dokumen yang kita cari.
Kritik intern harus membuktikan, bahwa kesaksian yang diberikan oleh sesuatu
sumber itu memang dapat dipercaya.
Ada beberapa kesalahan yang harus dihindari yaitu
sebagai berikut.: (a) kesalahan part pro toto yaitu anggapan bahwa bukti yang
ada hanya berlaku untuk keseluruhan (b)
kesalahan Totem Pro Porte yaitu apabila sejarawan mengemukakan secara
keseluruhan, padahal yang dimaksudkan hanya untuk sebagaian; (c) kesalahan
menggangap pendapat umum sebagai fakta
4.
Interpretasi
Interpretasi dalam sejarah dapat juga diartikan
sebagai penafsiran suatu peristiwa atau memberikan pandangan teoretis terhadap
suatu pristiwa.
Pada
tahap ini, seorang sejarawan akan melakukan interpretasi atau penafsiran
terhadap data yang diperoleh dari berbagai sumber.
5.
Historiografi
Historiografi merupakan tahap terakhir dalam kegiatan
penelitihan sejarah. Pada tahap ini seorang sejarawan melaksanakan penulisan
sejarah dengan menyususn semua fakta yang telah dikumpulkan dan telah diuji
kebenarannya.
Menurut cara penyampaiannya, penulisan sejarah
dibedakan menjadi dua, yaitu penulisan sejarah naratif dan penulisan sejarah
stukturalis. Naratif penulisan sejarah dengan pendekatan sejarah sebagai
rekaman peristiwa dan tindakan yang berlangsung dalam kurun waktu tertentu,
yang ditandai dengan pergumulan hidup manusia yang berhadapan dengan perjalanan
nasibnya. Strukturalis yang dimaksud pendekatan dalam memahami sejarah sebagai
rekaman peristiwa struktural yang berupa proses dan corak perubahan masyarakat,
bangsa dan dunia.
Dalam historiografi ada tiga persoalan
yang penting, yakni:
(1) Peristiwa-peristiwa sejarah manakah
yang dianggap patut dicatat.
(2) Bagaimana menghubungkan peristiwa-
peristiwa tersebut satu sama lain.
(3) Apakah dan manakah sumber-sumbernya?
Hasil
penelitian sejarah ditulis dalam tiga bagian yaitu sebagai berikut.
a. Pengantar
b. Penelitian
c.
Kesimpulan
Dalam penulisan hasil penelitian sejarah ada beberapa
kesalahan yang harus dihindari, yaitu sebagai berikut: (a) kesalahan narasi,
artinya kesalahan yang terjadi dalam penyajian yang meliputi kesalahan
periodisasi, kesalahan didaktis, dan kesalahan pembahasan; (b) kesalahan
argumen terjadi apabila sejarawan menguraikan gagasannya; (c) kesalahan
generalisasi, yaitu :(1) generalisasi yang tidak representatif, misalnya
seorang sejarawan berbicara tentang Yogyakarta dan sultan menerima proklamasi
kemerdekaan Indonesia lalu sejarawan menyimpulkan bahwa semua penguasa
tradisional mendukung proklamasi; (2) generalisasi sebagai kepastian, melihat
bahwa generalisasi sejarah adalah hukum universal yang berlaku disemua tempat
dan waktu.
C.Bentuk penelitian sejarah
1. Penelitian lapangan
Dalam melakukan penelitian ada beberapa cara atau
teknik yang dilakukan oleh seorang sejarawan. Ada yang datang ke tempat
terjadinya peristiwa bersejarah atau ke tempat penemuan peninggalan-peninggalan
bersejarah.
2. Penelitian kepustakaan
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang
dilakukan untuk memperoleh data
tertulis, baik dari perpustakaan maupun museum. Dalam melakukan penelitian
kepustakaan seorang peneliti sejarah memusatkan perhatianya di museum atau
perpustakaan untuk memperoleh data tertulis atau dokumen. Dokumen itu berupa
kitab-kitab kuno, kronik atau berita dari Dinasti Tiongkok, arsip,
autobiografi, rekaman, video, buku dan surat kabar. Melihat sumber data yang
berupa dokumen maka penelitian
kepustakaan disebut juga dengan istilah penelitian dokumenter.
D.Cakupan dan tema historiografi
Sejarah kehidupan manusi pada masa lalu sangat luas, karena mencakup seluruh
aspek kehidupan manusia. Berikut ini pembagian historiografi berdasarkan
cakupan dari temanya, yaitu : (a) sejarah dunia; (b) sejarah regional; (c)
sejarah nasional; (d) sejarah lokal
Sedangkan sejarah tematis adalah sejarah dengan tema
tertentu berikut beberapa tema dari sejarah tematis, yaitu : (a) sejarah
sosial; (b) sejarah politik; (c) sejarah ekonomi; (d) sejarah kriminalitas
E. Perkembangan penulisan sejarah di
Indonesia
1.Historiografi
tradisional
Historiografi
tradisional adalah tradisi penulisan sejarah setelah masyarakat Indonesia
mengenal tulisan, baik pada zaman Hindu Buddha maupun Islam.
Ciri-ciri:
(a) istana sentries; (b) feodalisme sentries; (c) religi magis; (d) tidak
membedakan hal-hal yang khayal dan yang nyata; (e) sumber datanya sulit
ditelusuri ; (f) bersifat region sentries; dan (g) raja atau pemimpin dianggap
mempunyai kekuatan ghaib dan kharisma yang tinggi
2.Historiografi
Kolonial
Historiografi
kolonial merupakan historiografi warisan kolonial dan penulisanya di gunakan
untuk kepentingan penjajah.
Ciri-ciri:
(a) tujuanya untuk memperkuat kekuasaan mereka di Indonesia; (b) semua untuk
kepentingan politik kolonial; (c) sifat
historiografi kolonial Eropa sentries
3.Historiografi
Modern Indonesia
Histioriografi
modern penggunaan istilah asing khususnya istilah Belanda mulai di
Indonesiakan.
Penulisan
historiografi modern Indonesia sebagai berikut :
1) tidak hanya mengubah pendekatan dari eropa senteris
menjadi Indonesia senteris
2) penulisan sejarah yang kritis
3) pendekatan multi dimensional dengan cara menggunakan
teori-teori ilmu sosial untuk menjelaskan kejadian sejarah sesuai dengan
dimensinya dan menggunakan sumber yang lebih beragam dari masa sebelumnya
4) mengungkapkan dinamika masyarakat Indonesia dari
berbagai aspek kehidupan
4.Penulisan
Metode Sejarah Krisis Ilmiah
Menurut Leopold von Ranke selaku bapak metode sejarah
krisis, menyatakan bahwa penulisan sejarah modern adalah penulisan sejarah yang
bersandar pada dokumen zaman dan dari saksi mata yang mengalami pristiwa
sejarah tersebut. Tulisan ranke mengandung kritisme terhadap historiografi pada
saat itu yang di anggap bersifat tradisional. Dalam metode ranke
dokumen-dokumen tangan pertama menempati posisi yang tidak dapat digantikan.
Tanpa dokumen-dokumen tersebut tidak akan ada sejarah dan studi sejarah.
Komentar
Posting Komentar